Ilustrasi Facebook. ©2013 Merdeka.com/sexyli.com
Merdeka.com - Meskipun otoritas di sejumlah negara secara terang-terangan menolak, Facebook tetap berencana untuk meluncurkan mata uang digital Libra tahun depan. Hal ini berdasarkan informasi dari salah satu eksekutif yang mengawasi proyek Libra kepada surat kabar Swiss, NZZ.
Mengutip laman Reuters, Selasa (24/9), perusahaan akan tetap merilis Libra, meski pihak berwenang di seluruh dunia menyambut rencana Facebook dengan dingin.
"Tujuan kami adalah, tetap meluncurkan Libra pada tahun depan," kata salah satu eksekutif Facebook David Marcus kepada NZZ dalam sebuah wawancara belum lama ini.
"Hingga saat itu, kita (hanya) perlu menjawab pertanyaan secara memadai, menciptakan lingkungan peraturan yang sesuai," ujarnya.
Sekadar informasi, jejaring sosial terbesar ini mengumumkan rencana peluncuran Libra pada Juni 2019. Meski begitu, usulan ini ditanggapi dengan skeptisisme regulator, misalnya Prancis dan Jerman yang sudah menegaskan bahwa Libra tidak dapat beroperasi di Eropa.
Proyek mata uang kripto ini diumumkan seiring dengan Facebook yang mulai berekspansi ke bisnis e-commerce. Karena nama besarnya, Facebook ingin membawa mata uang digital jadi suatu hal yang umum dan mainstream.
Libra sendiri didukung oleh cadangan aset, termasuk deposito bank dan sekuritas pemerintah jangka pendek, dan diawasi oleh organisasi pengawas yang beranggotakan 28 orang.
Infrastruktur Libra memang ditujukan untuk menumbuhkan kepercayaan dan menstabilkan volatilitas harga yang mengganggu cryptocurrency dan menjadikannya tidak praktis untuk perdagangan dan pembayaran.
Marcus mengatakan, kemungkinan Libra tidak akan menjadi alat pembayaran untuk transaksi di dunia nyata di negara seperti Prancis, Swiss, atau Jerman. Jika nanti berlaku, Libra akan digunakan untuk pembayaran lintas batas atau untuk menyelesaikan pembayaran yang sangat kecil.
"Tidak mungkin orang akan membayar espresso di Swiss, Jerman, atau Prancis dengan Libra di masa depan," kata Marcus.
Dia malah mengira masyarakat yang bakal sulit menilai kehadiran Libra, tetapi ternyata masalah justru datang dari penolakan regulator. Penolakan dari otoritas negara-negara Eropa terhadap Libra didasarkan pada kekhawatiran Libra akan merusak kestabilan sistem keuangan global.
Libra juga ditakutkan akan mengganggu kebijakan moneter negara dan membahayakan privasi, serta berpotensi dipakai dalam pencucian uang.
Marcus menyebut, dia tak percaya proyek Libra akan mengintervensi kebijakan moneter. Pasalnya, Libra tidak akan memiliki uang baru dan tidak mempengaruhi suku bunga atau hasil.
Marcus menyebut, dompet digital Facebook Calibra, akan memungkinkan konsumen dan vendor untuk bertransaksi secara digital. Dompet digital ini akan tersedia di berbagai negara yang regulatornya memberikan izin.
Ia juga meyakinkan bahwa Facebook tidak akan mengakses data milik pengguna Calibra.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani [faz]